Tahan Napas Lebih dari 19 Menit,Pecahkan Rekor Dunia. Kebahagiaan terpancar dari wajah penyelam bebas (freediver) asal Swiss,Peter Colat,38, Senin lalu (15/2). Dia berhasil memecahkan rekor dunia menahan napas di bawah air selama 19 menit 21 detik.
TANPA ada masalah sedikit pun dia memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang warga Italia Nicola Putignano dengan selisih 19 detik. “Dua belas menit pertama tanpa udara, tidak masalah,” ujar Colat singkat setelah keluar dari kolam air di tempat wisata St Gallen, Swiss. Berdasarkan peraturan yang ditetapkan Guinness World Records, Colat
diizinkan menghirup oksigen murni selama 10 menit sebelum terjun ke air.
Oksigen murni itu, menurut Colat, memberikan kekuatan tambahan kepadanya untuk menahan napas lebih lama di dalam air. “Yang pertama saya lakukan ialah bernapas dengan sangat lambat karena ini membuat saya semakin kuat,”paparnya. Tentu saja,Colat merasa sangat bangga dengan prestasinya terbaru.“ Saya sangat senang,” ujarnya singkat.Sebenarnya,ini bukan kali pertama Colat berusaha memukau dunia dengan aksi pemecahan rekor.
Sebelumnya, pada 2008, Colat pernah mencatatkan rekor dunia sebagai penyelam yang mampu menahan napas selama 16 menit 32 detik. Namun rekor Colat itu dipecahkan lagi oleh seorang pesulap David Blaine pada 2008 yang mampu menahan napas di dalam air selama 17 menit 4 detik. Hingga kemudian, rekor Blaine pun dipecahkan NicolaPutignano.
Salah satu rahasia keberhasilan Colat ialah kemampuannya memasuki situasi tubuh yang sangat rileks sehingga dapat mengurangi konsumsi oksigen. Colat memperingatkan,upaya pemecahan rekor menahan napas memiliki risiko yang sangat berbahaya,bahkan mematikan. Menurut Colat, jika cadangan oksigen di dalam tubuh berkurang hingga level kritis, seseorang dapat mengalami kecemasan, pingsan, tidak dapat merasakan indera di tubuhnya, atau tidak mendengar suara-suara. Karena itu, Colat mengingatkan agar seseorang yang ingin mencobanya harus dalam pengawasan tenaga medis.Tanpa ada pengawas medis, Colat khawatir seseorang yang mencoba menahan napas dalam waktu lama akan mengalami risiko terburuk. Colat menjelaskan, freediver merupakan teknik menyelam tanpa bantuan tabung udara dan hanya mengandalkan kekuatan menahan napas.
Gaya menyelam bebas telah lama ada sejak 4.500 tahun silam dan dipraktikkan oleh orang-orang sejak dulu untuk mencari ikan atau kerang di laut.“Saat ini teknik menyelam bebas dilengkapi dengan beberapa peralatan seperti sepatu sirip serta kacamata selam yang menutup mata dan telinga,” paparnya. Pria kelahiran 1971 itu memang sangat mencintai olah raga menyelam bebas.
Awalnya, pada 1995,Colat bersama teman-temannya berlibur di Korfu,Yunani. Mereka pun menyelam di dalam kolam dengan dukungan bantuan tabung oksigen. Saat itu, Colat mampu menyelam lebih lama daripada temantemannya, padahal tabung oksigen yang mereka gunakan memiliki kapasitas oksigen yang sama. Teman-temannya pun memuji kekuatan Colat menghemat pemakaian oksigen di dalam tabung selam. Colat lantas melatih dirinya untuk menahan napas di dalam air secara bertahap. “Pertama kali, saya mulai berlatih menahan napas satu setengah menit dan terus berlatih hingga di akhir liburan di Yunani itu saya mampu menahan napas selama 3 menit 20 detik,” ujarnya. Saat tiba di rumahnya di Swiss, Colat semakin banyak berlatih menahan napas karena ternyata kemampuan itu sangat penting bagi olahraga menyelam, terutama menyelam bebas. Colat terus mendalami olahraga menyelam bebas karena di Swiss banyak pusat pelatihannya. Dari sanalah Colat sering mengikuti berbagai kompetisi menyelam bebas hingga akhirnya bertekad memecahkan rekor dunia sebagai orang paling
lama menahan napas di air. Dalam biografinya, Colat menjelaskan bahwa keterlibatannya dalam kompetisi menyelam dimulai pada Juni 1998 saat dia masuk dalam tim kedua pertandingan dunia menyelam bebas di Sardinia. Saat itu Colat memang belum mendapatkan prestasi apa pun karena dia baru mencerap pengalaman dalam pertandingan dunia. Awal prestasinya diraih saat dia berpartisipasi dalam kompetisi menyelam dunia pada Agustus 1998 di Streckentauchen. Saat itu dia mendapatkan gelar juara keempat dalam kategori menyelam di laut dengan memakai sepatu sirip pada kedalaman 86 meter.
Sejak saat itulah berbagai prestasi terus dia kumpulkan hingga akhirnya mampu memecahkan rekor dunia menahan napas terlama di air. Colat pernah menerima berbagai penghargaan dalam kompetisi menyelam bebas, termasuk dalam kompetisi dunia di Denmark pada Agustus 2009. Dia pernah mencatatkan rekor di Streckentauchen dalam menyelam
bebas sedalam 127 meter tanpa memakai sepatu sirip selam. Dia memecahkan rekor yang diukirnya sendiri, empat bulan sebelumnya. Pada April 2009, Colat meraih juara pertama dalam Swiss Championships 2009 Indoor di semua kategori. Selain itu, pada bulan yang sama, dia pun mencatatkan rekor menyelam sedalam 118 meter tanpa sepatu sirip selam. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Colat mengakui, banyaknya kompetisi menyelam membuatnya semakin termotivasi untuk mengukir prestasi. Dalam berbagai kategori dan penilaian di semua kompetisi, Colat selalu berusaha menjadi yang terbaik.
TANPA ada masalah sedikit pun dia memecahkan rekor sebelumnya yang dipegang warga Italia Nicola Putignano dengan selisih 19 detik. “Dua belas menit pertama tanpa udara, tidak masalah,” ujar Colat singkat setelah keluar dari kolam air di tempat wisata St Gallen, Swiss. Berdasarkan peraturan yang ditetapkan Guinness World Records, Colat
diizinkan menghirup oksigen murni selama 10 menit sebelum terjun ke air.
Oksigen murni itu, menurut Colat, memberikan kekuatan tambahan kepadanya untuk menahan napas lebih lama di dalam air. “Yang pertama saya lakukan ialah bernapas dengan sangat lambat karena ini membuat saya semakin kuat,”paparnya. Tentu saja,Colat merasa sangat bangga dengan prestasinya terbaru.“ Saya sangat senang,” ujarnya singkat.Sebenarnya,ini bukan kali pertama Colat berusaha memukau dunia dengan aksi pemecahan rekor.
Sebelumnya, pada 2008, Colat pernah mencatatkan rekor dunia sebagai penyelam yang mampu menahan napas selama 16 menit 32 detik. Namun rekor Colat itu dipecahkan lagi oleh seorang pesulap David Blaine pada 2008 yang mampu menahan napas di dalam air selama 17 menit 4 detik. Hingga kemudian, rekor Blaine pun dipecahkan NicolaPutignano.
Salah satu rahasia keberhasilan Colat ialah kemampuannya memasuki situasi tubuh yang sangat rileks sehingga dapat mengurangi konsumsi oksigen. Colat memperingatkan,upaya pemecahan rekor menahan napas memiliki risiko yang sangat berbahaya,bahkan mematikan. Menurut Colat, jika cadangan oksigen di dalam tubuh berkurang hingga level kritis, seseorang dapat mengalami kecemasan, pingsan, tidak dapat merasakan indera di tubuhnya, atau tidak mendengar suara-suara. Karena itu, Colat mengingatkan agar seseorang yang ingin mencobanya harus dalam pengawasan tenaga medis.Tanpa ada pengawas medis, Colat khawatir seseorang yang mencoba menahan napas dalam waktu lama akan mengalami risiko terburuk. Colat menjelaskan, freediver merupakan teknik menyelam tanpa bantuan tabung udara dan hanya mengandalkan kekuatan menahan napas.
Gaya menyelam bebas telah lama ada sejak 4.500 tahun silam dan dipraktikkan oleh orang-orang sejak dulu untuk mencari ikan atau kerang di laut.“Saat ini teknik menyelam bebas dilengkapi dengan beberapa peralatan seperti sepatu sirip serta kacamata selam yang menutup mata dan telinga,” paparnya. Pria kelahiran 1971 itu memang sangat mencintai olah raga menyelam bebas.
Awalnya, pada 1995,Colat bersama teman-temannya berlibur di Korfu,Yunani. Mereka pun menyelam di dalam kolam dengan dukungan bantuan tabung oksigen. Saat itu, Colat mampu menyelam lebih lama daripada temantemannya, padahal tabung oksigen yang mereka gunakan memiliki kapasitas oksigen yang sama. Teman-temannya pun memuji kekuatan Colat menghemat pemakaian oksigen di dalam tabung selam. Colat lantas melatih dirinya untuk menahan napas di dalam air secara bertahap. “Pertama kali, saya mulai berlatih menahan napas satu setengah menit dan terus berlatih hingga di akhir liburan di Yunani itu saya mampu menahan napas selama 3 menit 20 detik,” ujarnya. Saat tiba di rumahnya di Swiss, Colat semakin banyak berlatih menahan napas karena ternyata kemampuan itu sangat penting bagi olahraga menyelam, terutama menyelam bebas. Colat terus mendalami olahraga menyelam bebas karena di Swiss banyak pusat pelatihannya. Dari sanalah Colat sering mengikuti berbagai kompetisi menyelam bebas hingga akhirnya bertekad memecahkan rekor dunia sebagai orang paling
lama menahan napas di air. Dalam biografinya, Colat menjelaskan bahwa keterlibatannya dalam kompetisi menyelam dimulai pada Juni 1998 saat dia masuk dalam tim kedua pertandingan dunia menyelam bebas di Sardinia. Saat itu Colat memang belum mendapatkan prestasi apa pun karena dia baru mencerap pengalaman dalam pertandingan dunia. Awal prestasinya diraih saat dia berpartisipasi dalam kompetisi menyelam dunia pada Agustus 1998 di Streckentauchen. Saat itu dia mendapatkan gelar juara keempat dalam kategori menyelam di laut dengan memakai sepatu sirip pada kedalaman 86 meter.
Sejak saat itulah berbagai prestasi terus dia kumpulkan hingga akhirnya mampu memecahkan rekor dunia menahan napas terlama di air. Colat pernah menerima berbagai penghargaan dalam kompetisi menyelam bebas, termasuk dalam kompetisi dunia di Denmark pada Agustus 2009. Dia pernah mencatatkan rekor di Streckentauchen dalam menyelam
bebas sedalam 127 meter tanpa memakai sepatu sirip selam. Dia memecahkan rekor yang diukirnya sendiri, empat bulan sebelumnya. Pada April 2009, Colat meraih juara pertama dalam Swiss Championships 2009 Indoor di semua kategori. Selain itu, pada bulan yang sama, dia pun mencatatkan rekor menyelam sedalam 118 meter tanpa sepatu sirip selam. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.
Colat mengakui, banyaknya kompetisi menyelam membuatnya semakin termotivasi untuk mengukir prestasi. Dalam berbagai kategori dan penilaian di semua kompetisi, Colat selalu berusaha menjadi yang terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar